Sabtu, 21 Juni 2025

TITIK BALIK KEIKHLASAN 12.06.2025

Mengikhlaskan, merelakan, melepaskan

Bukan berarti tidak memperjuangkan,

Justru puncak dari perjuangan itu adalah ikhlas.


Pada saat itu setelah pertemuanku dengan dokter specialis saraf yang menjelaskan kondisi Umi dengan berat hati dan raut wajah nya yang berusaha meyakinkanku. Tepat sebelum umi di pulangkan dari RS Hermina Bogor, sambil menahan sakit dan dingin umi bilang ke Sania dan Ipeh kalau umi mau PULANG. Kami mengIyakan dengan penuh rasa yakin karna memang sebenarnya dokter yang menangani umi pun sudah menginfokan terlebih dahulu.


Semenjak pertemuan itu Sania dan Ipeh pun setiap besuk Umi di ruangan ICU hanya membahas tentang PULANG nya Umi dengan harapan umi tidak melepas selang makan, infus dan tensi yang terpasang maka akan pulang cepat ke rumah. Ngga nyangka Umi excited banget ya de setiap kita bahas soal PULANG. 


Sebelum kejadian di atas, mundur sedikit Sania mau sharing yah, 09 Februari 2025 dari beberapa hari sebelumnya umi sudah banyak keluhan (lutut bengkak, tangan kaki kanan lemah, sulit bicara dan masih banyak lagi), Sania bawa umi ke IGD RSCM untuk penolongan pertama dan observasi penyakit untuk tau diagnose nya apa, Malam hari sampai dengan subuh umi melakukan beberapa pengecekan secara medis. Pagi hari nya setelah Ct Scan kepala, Sania di panggil sama dokter jaga yang nanganin umi secara langsung, ternyata di kepala umi terdapat Tumor Otak bagian Kiri ukuran nya lumayan besar dan suspect ke arah keganasan. 

Shock ? Sudah pasti yaa dan bingung gimana cara info ke keluarga, karna selama ini umi gak pernah ngeluh sakit kepala nya, tapi dari sekian banyak ciri-ciri penderita tumor salah satunya yaitu kejang dan Ya umi menderita kejang itu dari tahun 2018 (7 tahun). Setelah di observasi lebih lanjut ternyata kejang serta keluhannya saat itu ada sangkutannya dengan Tumor Otak nya. Akhirnya di observasi lebih lanjut selama 5 hari dengan dokter specialist bedah saraf, melakukan MRI, EEG, CT SCAN, TADIR, dr nya bilang kemungkinan besar Tumor Otak Ganas. Kaki auto lemes denger nya belum lagi sambil lihat hasil MRI Kepala umi, pada bagian-bagian saraf fungsi nya sudah rusak terutama pada fungsi motoric dan otonom. Umi dipulangkan untuk rawat jalan 1 minggu sebelum Tindakan Operasi.


21 Februari 2025 Operasi, Tindakan Kraniotomi Removal Tumor (disini belum tau jenis tumor otak itu jinak atau ganas), kemudian setelah 10 hari dari Operasi 03 Maret 2025, Umi lepas jahitan kepala dan kondisi umi yang tiba-tiba menggigil sekitar jam 2 siang sampai 10 malam (lapor ke keluarga kalau umi menggigil parah dan sudah minum obat). Seiring berjalan nya waktu Sania lupa dengan kejadian umi menggigil, dan lebih fokus pada perawatan untuk kesembuhan umi. 1 Bulan pertama setelah Operasi jadwal umi padat bolak balik RS untuk kontrol, sembari kontrol Sania diinstruksikan untuk mengambil hasil Patologi Anatomik (hasil analisa jaringan yang di ambil pada saat operasi) dan ternyata hasil nya tidak sesuai dengan ekspektasi awal kami, qadarullah ternyata tumor otak yang di derita umi adalah jenis High-grade astrocytoma grade 4 (stadium 4). 


Kemudian pada 15 April 2025 tepat dimana Sania baru sembuh, pagi itu tiba-tiba umi bangunin Sania kalau di bekas jahitan kepala umi ada tumbuh benjolan isi cairan, akhirnya kita memutuskan untuk ke IGD RSCM lagi tapi ternyata penanganan nya hanya sebentar dan kembali pulang ke rumah. Melakukan perawatan pada luka tersebut. Pada tanggal 22-25 Mei 2025 Sania pulang yah mi karna dengar kabar ada penurunan pada kekuatan tangan kaki kanan (udah susah duduk, lebih banyak rebahan) dibujuk untuk pakai popok umi masih ada penolakan sampai pada akhirnya di tanggal 26 Mei 2025 Sania berangkat kerja lagi, disitu Sania gelisaaaah banget sampai ba'da Shubuh baru bisa tidur dan tiba-tiba Sania kepikiran soal Umi pernah menggigil lumayan parah.. Iseng lah nyatet di notes hp (Tgl Lahir Umi dan Tgl 11 Juni 2025), menjelang jam 5 setelah subuh baru bisa tidur sebentar dan bangun-bangun hati tuh kayak tergerakan langsung untuk cek HP. Ternyata rasa gelisah semalaman, feeling yang ga enak itu malah kenyataan. Umi masuk IGD RS Hermina Ciledug dekat rumah karna penurunan kesadaran yang lumayan turun drastis, di lanjut penolongan pertama karna pagi itu umi tidak mencerna makanan nya dengan baik dan hanya merespon apabila ada nyeri yang di rasa. Selebihnya tidak direspon sama sekali, 1 hari berlalu keadaan umi membaik dan sudah bisa di kasih minum susu.

28 Mei 2025 umi di rujuk ke RS terdekat untuk melakukan CT Scan Kepala dan di lanjut dengan perawatan intensif (ICU) sampai dengan tanggal 31 Mei 2025.


Yah kembali lagi ke cerita awal, bahwa umi setelah itu di pulangkan pada 01 Juni 2025 sore hari. Umi masih bisa tersenyum, masih mau jawab pertanyaan kami walaupun hanya bisa berkata IYA, kesalahpahaman antara umi dan anak-anak juga terjadi. Sampai Sania Ipeh Mamah ga paham apa yang umi mau. 


02 Juni 2025 Sania pamitan sama umi mau ambil laptop supaya bisa kerja di rumah (feeling kuat dan ga enak untuk pergi jauh). 05 Juni 2025 Sania dapat kabar dari Ipeh kalau umi ngelepas selang makan 😢 Dan ya Sania juga ga pernah putus berkabar sama teteh, akhirnya teteh ke rumah ba'da sholat id adha, ganti-gantian kami rawat umi, sampai pada akhirnya teteh memutuskan untuk pulang di hari Minggu, sebelum pulang Sania sempat cerita tentang feeling Sania memutuskan untuk ga kemana-mana di antara tanggal 11 Juni 2025 pada notes hp itu. 


Mii, cepet banget yaa padahal cerita ini sudah Sania singkat, hari hari terus berlalu sampai ada pada titik dimana Hari itu adalah tanggal 11 Juni 2025 (bangun dengan penuh kekhawatiran, bawaannya ngantuk banget siang ke sore) malam itu terasa sangat dingin sekali mi, rasa sedih yang terakumulasi, surah yasin kami bacakan dan kalimat tauhid tidak henti kami lantunkan di telinga umi, membisikan kata maaf serta memaafkanmu secara bergantian dengan umi, sambil peluk tubuh umi yang dingin, meratapi raut wajah umi dengan penuh keyakinan aku hanya bisa bilang untuk yang terakhir kalinya pada indra terakhir umi yaitu pendengaran (telinga) "Umiku sayang, makasih yaa mi atas semua jasa dan cinta kasihmu selama 25 tahun menemani Sania, maafin kesalahan Sania yah mi selama ini bikin umi khawatir terus, Sania juga udah maafin kesalahan umi yah mii, jika rasanya sudah cukup, umi ikhlas dan umi siap.. Silahkan ya mii, insyaAllah Sania ikhlas", 

Qadarullah Umiku Wafat pada 12 Juni 2025 Jam 05.14 WIB.

Sekarang umi udah tenang yaa mi.

Perjuangan umi untuk sembuh ga sia-sia ya mi, Allah angkat penyakit umi supaya umi ga kesakitan lagi. 

Allah lebih sayang umi, karna umi baik. 

Semoga amal ibadah umi diterima di sisi Allah swt. 

Terimakasih sepanjang hidupmu penuh dengan keridhoan untuk kami, penuh dengan perhatian dan cinta. Kamu adalah Wanita paling Tangguh yang pernah aku kenal semasa hidupmu.


Rest in Love Umiku Cantik ❤️

Allahummaghfirlaha warhamha wa’aafihi wa’fu’anha

Al Fatihah

Kamis, 13 Maret 2025

Sayangi dirimu, seutuhnya ya.

 Haiii Sans Enthusiast :)

Hari ini terasa sangat melelahkan, baik itu pikiran dan juga fisik. Pernah ga sih kalian kalo lagi lelah kayak gini pengen nya menyendiri di kamar, sambil buka sosmed instagram or something else seperti membaca quotes yang ngevalidasiin suatu keadaan yang sekarang lagi kalian alami. Jujur akhir-akhir ini aku lagi lelah bukan hanya karna kewajibanku sebagai anak saja, tetapi ada seseorang yang akhir-akhir ini bikin aku capek dan membuatku berpikir bahwa sudah saat nya aku rehat dan ngelepas orang itu dari kehidupanku. Setelah aku realize dengan diriku seutuhnya, kayaknya aku perlu ngecut sesuatu yang udah ga mendatangkan hal baik dalam hidupku, contoh : tidak menghargai usaha-usaha kecilku.
Dan tadi siang pas banget aku ngobrol via telepon sama sahabatku Mada, aku bilang ke dia "kayaknya aku udah ga bisa deh daa, aku udah bosen banget sama sesuatu yang terus terulang dan itu bukan hal yang baik, aku ga mau ngecewain lagi kedepannya baik itu diriku pribadi maupun orang itu"
Membiarkan orang itu untuk melakukan kebohongan lewat perantara yaitu 'aku' hehe, maaf yaa untuk orang-orang yang sudah dirugikan. Aku nggak pernah bermaksud, tapi katanya itu White Lies xixi berbohong demi kebaikan, padahal judulnya aja berbohong ya, yang ujungnya adalah merugikan orang lain. Jadi yaa itu lah yang bikin aku berpikir kayaknya aku udah gabisa. 
And then.. ga lama abis teleponan aku nemu quotes yang bener-bener aku ngerasa "Ini aku banget, kenapa aku gini banget yah sama diriku sendiri"

- Jangan terus memaksakan diri untuk menjadi 'penyelamat' bagi orang lain,
  Beberapa orang memang terjebak dalam tempat yang menyakitkan, tapi
  bukan berarti mereka ingin keluar.

  Kadang kita mikir, kalau kita sayang banget sama seseorang,
  dia bakalan berubah. Kalau kita sabar, dia bakal sadar.
  Kalau kita cukup baik, dia nggak bakal nyakitin lagi.

  Tapi nyatanya ?
  Nggak semua orang mau diselamatkan dan nggak semua orang
  siap buat berubah. Dan Kamu ?
  Kamu nggak harus menjadi orang yang menarik mereka keluar.

  Kamu bisa bantu, memberi pengertian, bahkan menyodorkan tangan berkali-kali.
  Tapi ujungnya, mereka sendiri yang harus memilih untuk menggenggamnya atau nggak.

  Tapi kita sering nggak sadar, bahkan denial bahwa ada garis tipis antara peduli
  dengan lupa diri, perkara terlalu sibuk menyelamatkan orang lain.

  Belajarlah untuk membedakan kapan kamu masih berperan dalam hidup seseorang,
  dan kapan kamu cuma mutar-mutar di pola yang merugikanmu.

  Karena nggak semua orang yang tersesat
  mau ditemukan dan nggak semua yang 
  terluka benar-benar mau sembuh. -


So, dari quotes di atas harusnya aku bisa belajar untuk tidak terus menerus memaksa diriku melakukan sesuatu demi orang lain yang tidak menghargaiku, yang terus memanfaatkan diriku demi kepentingan pribadi mereka dan nama baik nya. Aku harus lebih memahami diriku, tujuan hidupku, agar tidak di permainkan oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab.
Akan tetapi sejauh ini aku sangat bersyukur karna kejadian yang tidak mengenakan ini, aku bisa lebih belajar memahami diriku secara perlahan.

Terima kasih diriku, jangan patah lagi ya, terus tumbuh dengan caramu, dan selebihnya serahkan dengan Sang Pemilik Hati.  

Sabtu, 07 Desember 2019

Jangan Simpan Rasa yang Bukan Milikmu!


Kamu boleh sedih, boleh kecewa, boleh juga marah..Namun rasa itu hanya datang dan pergi, sama halnya dengan rasa bahagia dalam dirimu. Tetapi apapun yang kamu rasakan saat ini izinkanlah rasa itu pergi, jangan pernah memendam rasa yang bukan milikmu. Cukup ambil hikmahnya.. masalah hari ini akan menjadi pelajaran di hari esok, maka jangan pernah menyia-nyia kan waktu mu untuk terus bersedih dan marah kepada dirimu sendiri. Lihatlah di dalam sana dirimu sangatlah menderita ketika kau tidak bisa memaafkan segala masalah yang menerpa dalam hidupmu.  Jangan biarkan dirimu tergerus penyakit hati. Hanya bisa memendam dan marah pada diri sendiri. Sebenarnya dalam dirimu itu hanya ada Rasa Bahagia, Cinta, dan Damai. Selebihnya jangan di simpan lama-lama. Karna rasa sedih mu, atau yang biasa disebut badmood itu akan merusak rasa bahagia yang kamu miliki saat ini. Dan apabila kau sadari bahwa kesedihanmu itu akan berpengaruh kepada orang sekitarmu. Hidup itu memiliki banyak cara untuk mengecewakan kita. Tetapi apabila menangis itu akan menyembuhkan rasa sedihmu, maka menangislah. Namun apabila bercerita dengan kerabat bisa meringankan rasa kecewamu, maka berceritalah. Ketika kau merasa hidupmu mulai berada di titik terendah maka kembalilah kepada-Nya. Biarkan Tuhan dan Semesta membantu dirimu. Kau berhak bahagia, izinkanlah kebahagiaan terus hadir dalam hati mu. Cintailah seluruh makhluk ciptaan Tuhan. Sayangilah seluruh yang dia Ciptakan. Maafkanlah yang telah menyakitimu. Dan berterimakasihlah kepada pencipta seluruh alam semesta.    


By : Sania

Sabtu, 23 Februari 2019

Ibarat Waktu Seperti Hati




Tentang pagi yang merindukan sore
Namun sore telah melupakan pagi

Tentang sore yang mengharapkan malam
Namun malam telah mengabaikan sore

Tentang pagi yang membenci malam
Namun malam selalu menantikan pagi

          Bumi yang menceritakan perputaran waktu
          Ibarat hati yang selalu dibolak – balikan
          Oleh Sang Pencipta alam semesta

Tak pernah berhenti mencari dan menunggu,
Untuk mendapatkan sandaran hati yang pantas                 
Namun hanya hati yang buta,  yang masih tetap
Bersandar kepada selain-Nya

          Waktu tahu bahwa bumi adalah planet pencemburu
          Sama seperti ALLAH swt. Ia akan merasa cemburu
          Bila hamba-Nya lebih mencintai makhluk ciptaan-Nya
          Daripada Pencipta-Nya

By: Saniaa

Kamis, 13 September 2018

Kebenaran Tentangku



Aku bukan seorang pelukis
yang dapat menggambarkan sesuatu seolah-olah kau bisa menikmati apa yang kau lihat.

Aku bukan seorang penulis
yang dapat berimajinasi tinggi dan berkhayal jauh tentang dirimu.

Aku bukan seorang sutradara
yang dapat mengatur jalan dikehidupanmu.

Aku pun bukan seorang dokter
yang dapat menyembuhkan segala luka dalam hatimu.

Aku hanya makhluk ciptaan-Nya
yang sedang berusaha mencari cara agar menjadi bagian dari yang apa kau inginkan.


Minggu, 19 Agustus 2018

Don't Look Back!




Jangan melihat kebelakang!

Itu adalah satu-satunya cara terampuh untuk menjadi lebih baik.

Anggap saja Dia sebagai LUKISAN.

Yang dimana kamu hanya perlu mengingat kejadian didalamnya untuk dijadikan sebuah pelajaran hidup.

Dia memang sudah memberikanmu bermacam-macam rasa.

Tapi apakah dia benar-benar serius dengan perasaannya? atau hanya ingin memainkan sebuah perasaan?

Tidak semua orang yang kita sayangi mempunyai rasa yang sama pula, bisa saja dia hanya menguji dirimu hanya untuk dijadikan seorang teman cerita hidupnya..

Jangan mengingat hari dimana kamu telah disakiti dan ditinggalkan..

Ingatlah ketika dia mengucapkan kalimat ‘’selamat tinggal, semoga waktu mempertemukan kita kembali’’

Tetapi jangan pernah berharap penuh akan kedatangan seseorang yang kita cintai,

karna tak ada cinta yang hakiki kecuali cinta seorang hamba kepada penciptan-Nya.

TITIK BALIK KEIKHLASAN 12.06.2025

Mengikhlaskan, merelakan, melepaskan Bukan berarti tidak memperjuangkan, Justru puncak dari perjuangan itu adalah ikhlas. Pada saat itu sete...